Tuesday, June 29, 2021

BUDAYA POSITIF DALAM UPAYA MENDUKUNG VISI SEKOLAH

 

BUDAYA POSITIF 

DALAM UPAYA MENDUKUNG VISI SEKOLAH

 



Oleh:

Wiji Indayati (SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan)

CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang


Seperti dijelaskan dalam filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kodrat tersebut agar anak-anak dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Guru sebagai pamong, dalam tugasnya menuntun diharapkan dapat membangun komunitas pendidikan yang positif untuk menyiapkan murid berkarakter. Dengan berbekal karakter yang dimiliki, di masa depan murid menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak positif bagi masyarakat. Karakter yang bisa menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan sendiri. mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, yakni Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.” Pelajar yang memiliki profil yang demikian itu adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.

Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, guru diharapkan pula dapat menyiapkan lingkungan belajar yang berpihak pada murid. Guru memulai dari diri dan selanjutnya menjalin kolaborasi dengan komponen/komunitas sekolah mendukung upaya sekolah sebagai institusi pembentukan karakter yang memiliki budaya sekolah positif. Sehingga, pada akhirnya seluruh komponen sekolah memiliki sikap keseharian yang mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan budaya positif di sekolah. Dengan kata lain, budaya positif diawali dari lingkup terkecil dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas, yang selanjutnya akan berpengaruh pada kegiatan-kegiatan lain diluar kelas yang dilakukan oleh seluruh komponen sekolah.

Dalam mewujudkan budaya positif, pemahaman mengenai disiplin positif juga diperlukan untuk mewujudkan pribadi yang bertanggung jawab. Sekolah memiliki peran penting dalam membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid mengenai perilaku disiplin yang sesuai.  Murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model. Dalam menjalankan disiplin positif, semua komponen sekolah juga ikut bertanggung jawab. Sehingga diperlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitas sekolah.  

 Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung. Guru sebagai penuntun memegang posisi sentral dalam menumbuhkan disiplin secara instrinsik pada diri murid. Peran yang bisa dijalankan oleh guru adalah dengan mengambil posisi sebagai kontrol manajer. Guru bertanya dan membuat kesepakatan kelas yang akan diyakini untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota kelas. Murid diberi kebebasan dalam memberikan ide proses belajar yang akan mereka jalani, guru memberi tuntunan dan arahan.

Upaya selanjutnya dalam membangun budaya positif adalah mengembangkan visi bersama tentang apa yang ingin dicapai oleh sekolah. Dalam menentukan visi sekolah, bisa dimulai dengan melihat hal-hal positif yang sudah berhasil di sekolah. Budaya sekolah yang telah terbentuk, komponen-komponen sekolah yang telah menjalankan budaya sekolah tersebut merupakan kekuatan-kekuatan yang telah dimiliki oleh sekolah.  Dengan berpatokan pada hal-hal tersebut, maka akan memberikan landasan yang kuat bagi sekolah untuk mewujudkan tempat belajar yang mendukung tujuan pendidikan.

Dalam menjalankan perannya, seorang Guru Penggerak akan memulai dari diri untuk melaksanakan dan membentuk budaya positif di lingkup terkecil dikelasnya. Hal ini akan berdampak positif secara tidak langsung dalam mempengaruhi guru yang lain. Guru Penggerak memberi model kebiasaan-kebiasaan baik yang bisa diterapkan oleh guru lain dalam upaya membangun budaya positif di sekolah. Selanjutnya, Guru Penggerak juga melakukan usaha-usaha persuasif untuk mengajak komponen-komponen sekolah yang lain menerapkan hal serupa demi mendukung visi sekolah.


Salam Sehat dan Bahagia !

PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT

  PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT Oleh: Wiji Indayati –SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang   ...