PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT
Oleh:
Wiji Indayati –SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan
CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kecakapan hidup merupakan sebuah
rangkaian kesatuan tentang sebuah pengetahuan dan itu merupakan kebutuhan
seseorang untuk tujuan yang efektif dalam memecahkan masalah dari sebuah
pengalaman. Dengan demikian life skills dapat dinyatakan sebagai kecakapan
untuk hidup.
Pendidikan kecakapan hidup (life
skill education) merupakan salah satu formula yang dapat diterapkan untuk
memfasilitasi dan mengembangkan segala bentuk kecakapan/kompetensi murid guna
mengatasi berbagai tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari. Salah satu
konsep yang sangat sentral dari program pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan
diharapkan mampu untuk memecahkan masalah- masalah yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itu pendidikan harus dapat mensinergikan berbagai pelajaran
menjadi sebuah kecakapan atau ketrampilan hidup dengan harapan bahwa murid itu
nantinya akan mampu memecahkan masalah-masalah yang sedang dan akan ia hadapi
dalam kehidupannya, salah satu di antaranya adalah dapat menciptakan suatu
pekerjaan.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup yaitu untuk memfungsikan
pendidikan sesuai dengan fitrahnya yaitu untuk mengembangkan potensi murid
untuk menghadapi peranannya di masa yang akan datang.
SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan
sebagai salah satu lembaga pendidikan juga mengembang pendidikan kecakapan
hidup bagi murid. Dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah,
seluruh komunitas sekolah bersinergi untuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan
hidup tersebut. Adapun sumberdaya dalam bentuk modal/aset utama yang dimiliki
oleh SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan antara lain: 1) modal manusia, 2) modal
sosial, 3) modal alam/lingkungan, 4) modal fisik, 5) modal finansial, 6) modal
politik, dan 7) modal agama/kebudayaan.
Salah satu modal yang dimiliki oleh
SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan adalah modal lingkungan. Sekolah ini memiliki
lahan yang cukup luas untuk dimanfaatkan sebagai lahan praktik pembelajaran. Bagaimana cara warga komunitas
sekolah memanfaatkan lahan di sekitar sekolah untuk pembelajaran kecakapan
hidup merupakan pertanyaan yang dijadikan dasar dalam pembentukan program
pembelajaran yang berpihak pada murid.
Pada masa pandemic, daya tahan tubuh
merupakan prioritas masyarakat. Salah satu upaya untuk mempertahankan daya
tahan tubuh adalah dengan mengkonsumsi jahe merah sebagai minuman sehari-hari.
Permintaan masyarakat terhadap jahe merah pun meningkat.
Selain itu, di sekitar sekolah
terdapat chocopeat, hasil olahan sabut kelapa, yang bagus sekali digunakan
sebagai media tanam. Chocopeat ini diolah dari sampah sabut kelapa hasil panen
petani yang banyak dijumpa disekitar sekolah. Media tanam ini mengandung unsur
hara yang bagus untuk pertumbuhan rimpang jahe.
Dari kondisi modal lingkungan dan
budaya diatas, sekolah menyusun Program Budidaya Jahe Merah Media Chocopeat
kedalam salah satu program kokurikuler. Ada beberapa walimurid yang telah
berhasil membudidayakan jahe merah dengan media chocopeat ini. Diharapkan,
walimurid tersebut dapat dijadikan sebagai narasumber/pembimbing dalam program
kegiatan. Ketersediaan lahan sekolah untuk praktik pembelajaran sebagai salah
satu modal memiliki potensi untuk dimanfaatkan untuk peluang pembelajaran
kecakapan hidup dan mendatangkan manfaat ekonomi.
B.
TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari Program Budidaya Jahe Merah Media Chocopeat adalah:
- Murid memiliki kecakapan hidup, bercocok tanam, dalam memanfaatkan lahan agar lebih bernilai ekonomi.
- Murid memiliki jiwa kepemimpinan dalam menggerakkan anggota dan mencapai tujuan
- Guru mampu memberi teladan dan mengarahkan murid dalam memanfaatkan lahan di sekitar untuk bercocok tanam.
- Kepala sekolah memberi kepercayaan dan kesempatan kepada guru dan murid untuk mengembangkan kecakapan hidup dengan memanfaatkan lahan di sekitar sekolah.
C.
JENIS KEGIATAN
Program Budidaya Jahe Merah Media
Chocopeat mencakup kegiatan: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) monitoring,
evaluasi dan pembelajaran, dan 4) pelaporan.
Kegiatan perencanaan diawali dengan
kegiatan pembentukan kepanitiaan dan penyusunan program kegiatan. Pelaksanaan
kegiatan dilakukan dalam bentuk: penyiapan lahan, penanaman dan perawatan
tanaman. Kegiatan monitoring dimanfaatkan untuk menghimpun informasi-informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan evaluasi dilaksanakan
sebagai penilaian pelaksanaan kegiatan. Kegiatan Pembelajaran dilakukan dengan
membuat kesimpulan faktor pendukung, penghambat, dan poin yang bisa diambil
dari pelaksanaan kegiatan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
D.
JADWAL KEGIATAN
Program Budidaya Jahe Merah Media Chocopeat akan
dilaksanakan dengan jadwal seperti tampak dalam tabel berikut:
No |
Jenis Kegiatan |
Pelaksanaan |
Pihak yang terlibat |
1. |
Perencanaan |
|
|
|
1.1 Pembentukan kepanitiaan dan kelompok |
Oktober Minggu 1 |
KS, Guru, Murid |
|
1.2 Penyusunan program kegiatan |
Oktober Minggu 1 |
KS, Guru, Murid |
2. |
Pelaksanaan kegiatan |
|
|
|
2.1 Pelatihan penanaman jahe merah |
Oktober Minggu 2 |
Narasumber |
|
2.2 Penyiapan lahan |
Oktober Minggu 2 |
KS, Guru, Murid, Ortu |
|
2.3 Penanaman |
Oktober Minggu 3 |
KS, Guru, Murid, Ortu |
|
2.4 Perawatan |
Oktober Minggu 3 – 4 |
KS, Guru, Murid, Ortu |
3. |
Monitoring dan Evaluasi |
|
|
|
3.1 Monitoring |
Oktober Minggu 1 – 4 |
Murid dan Guru |
|
3.2 Evaluasi |
Oktober Minggu 4 |
Kepala sekolah |
4. |
Pelaporan |
Nopember Minggu 1 |
Panitia |
E.
KEPANITIAAN
Program Budidaya Jahe Merah Media Chocopeat dilaksanakan
oleh kepanitiaan seperti dalam tabel berikut:
Penanggung Jawab |
Kepala Sekolah |
Pengarah |
Wali kelas / Guru Pembimbing |
Ketua |
Musta’in, S.Si |
Sekretaris |
Ari Prabawati, S.Si |
Bendahara |
Umi Rufiah |
Koordinator Kegiatan |
|
A.
Pelatihan
penanaman Jahe merah |
Kelompok Tani Ringin Asri Kedung Banteng |
B.
Pembentukan
Kelompok |
1.
Wiji
Indayati, S.Pd, M.Pd 2.
Resqy
Natalia, S.Pd |
C.
Penyiapan
Lahan |
1.
Musta’in,
S.Si 2.
Urzu
Rahmad, S.Pd |
D.
Penanaman
Jahe Merah |
1.
Pujono,
S.Pd 2.
Musta’in,
S.Si |
E.
Perawatan |
1.
Ari
Prabawati, S.Si 2.
Resky
Natalia, S.Pd |
F.
Monitoring
dan Evaluasi |
1.
Wiji
Indayati, S.Pd, M.Pd 2.
Urzu
Rahmad, S.Pd |
G.
Pelaporan |
1.
Ari
Prabawati, S.Si 2.
Umi
Rufi’ah |
Pembagian
Kelompok Murid |
-
Anggota
kelompok adalah kelas 7 (Putra dan Putri) -
Tiap
kelompok terdiri dari 6 murid |
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Program
Budidaya Jahe Merah ini dibagi kedalam kegiatan : 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) monitoring evaluasi dan pembelajaran, dan 4) pelaporan.
A.
PERENCANAAN
Pada kegiatan perencanaan, ada dua kegiatan yang dilakukan yakni 1) pembentukan kepanitiaan dan kelompok dan 2) penyusunan program kegiatan . Kegiatan ini dilakukan pada Bulan Oktober Minggu ke 1. Panitia yang terbentuk terdiri dari unsur KS dan Guru. Selanjutnya, tiap panitia melaksanakan tugas sesuai tugas masing-masing. Ketua Panitia beserta Sekretaris dan Bendahara menyusun Program Kegiatan dibantu oleh penitia yang lain.
Sementara itu, pembentukan kelompok dibimbing oleh Bu Wiji Indayati dan Bu Resky Natalia. Terbentuklah 12 kelompok kerja dengan jumlah anggota masing-masing kelompok 5-6 murid. Pembentukan kelompok kerja dilakukan sendiri oleh murid atas pertimbangan minat mereka. Dalam kelompok kerja, murid akan saling berkolaborasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan.
B.
PELAKSANAAN
Kegiatan pelaksanaan terdiri dari 4 kegiatan, yakni 1) pelatihan, 2) penyiapan lahan, 3) penanaman, dan 4) perawatan.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan setelah terbentuk kelompok kerja, kegiatan Kegiatan pelatihan dilakukan oleh narasumber dari Kelompok Tani Ringin Asri Desa Kedungbanteng yang diikuti oleh murid dan guru di SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberi bekal keilmuan (pengetahuan) tentang budidaya jahe merah. Selanjutnya, beberapa guru ditunjuk untuk menjadi pembimbing dalam kegiatan penyiapan lahan hingga perawatan.
Dalam kegiatan penyiapan lahan, kelompok kerja menakar bahan komposisi media tanam. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut diaduk sampai rata. Setelah siap media dimasukkan dalam polybag sebagai tempat tanam jahe merah.
Ketika penanaman bibit jahe merah, kelompok kerja harus hati-hati dalam membuat lubang, meletakkan bibit, dan menutup lubang kembali. Dalam 1 polibag bisa ditanam 3 – 4 bibit jahe merah. Selanjutnya, media tanam diratakan sampai menutup jahe merah.
Kegiatan perawatan dilakukan dengan melakukan penyiraman dan penyiangan jika terdapat gulma pada media tanam. Selain itu, kelompok kerja juga memiliki tugas mencatat pertumbuhan jahe merah dalam tiap tahapnya.
C.
MONITORING, EVALUASI, DAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Monitoring dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Sedangkan kegiatan
evaluasi dan pembelajaran dilaksanakan setelah kegiatan berakhir.
Kegiatan
monitoring dilakukan oleh KS, Guru, dan Kelompok Kerja dengan menggunakan
instrument lembar observasi, daftar pertanyaan wawancara, dan lembar kuisioner.
Data dari instrument-instrumen tersebut menyatakan bahwa: 1) pembentukan
kelompok sesuai dengan minat murid dan berhasil dilaksanakan dalam waktu kurang
dari 1 hari, 2) langkah-langkah penyiapan lahan telah sesuai, bahan dan komposisi media yang dibutuhkan juga telah
sesuai, 3) penanaman jahe merah dilakukan oleh murid dengan bimbingan guru dan
telah sesuai dengan langkah-langkah penanaman, 4) dalam perawatan, ketersediaan
jumlah media chocopeat sangat dibutuhkan, ketika curah hujan tinggi dan tunas
jahe belum muncul, perlu disiapkan atap pelindung, 5) karena keterbatasan
waktu, maka kegiatan masih dilakukan pada tahap perawatan, belum sampai dengan
panen.
Dari
data hasil monitoring diatas, maka dilakukan evaluasi oleh KS dan Ketua Panitia
dengan kesimpulan bahwa kegiatan program Budidaya Jahe Merah telah berhasil
mencapai tujuan. Hal tersebut karena adanya faktor pendukung kegiatan, yakni 1)
Narasumber yang kompeten, 2) Pembentukan kelompok kerja yang sesuai dengan
minat murid, 3) Pemilihan waktu tanam yang sesuai, 4) Kesesuaian media tanam,
5) Kedisiplinan kelompok kerja dan guru pembimbing dalam melaksanakan kegiatan.
Masih terdapat faktor penghambat dalam pencapaian tujuan, yakni 1) Keterbatasan
jumlah tenaga guru pembimbing dan 2) belum tersedia atap pelindung bibit jahe
merah yang belum bertunas dari hujan, 3)
kurangnya jumlah chocopeat untuk media tanam selanjutnya. Pembelajaran yang
didapatkan adalah 1) perlu adanya penambahan jumlah pembimbing yang mendampingi
murid selama berkegiatan dan 2) perlu menjalin kemitraan dengan kelompok tani
atau pihak untuk memenuhi bahan/perlengkapan yang dibutuhkan.
D.
Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilakukan pada
Bulan Nopember Minggu 1. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah sebagai berikut:
I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan
- Jenis Kegiatan
- Jadwal Kegiatan
- Kepanitiaan
- Anggaran
II. Pelaksanaaan Kegiatan
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran
III. Penutup
BAB III
PENUTUP
A.
HASIL AKSI NYATA
Dari serangkaian kegiatan program
budidaya jahe merah tersebut, hasil yang didapatkan sampai dengan sekarang
adalah: 1) Murid memiliki kecakapan
hidup, bercocok tanam, dalam memanfaatkan lahan agar lebih bernilai ekonomi, 2)
Murid memiliki jiwa kepemimpinan dalam menggerakkan anggota dan mencapai
tujuan, 3) Guru mampu memberi teladan dan mengarahkan murid dalam memanfaatkan lahan di sekitar untuk bercocok
tanam. 4) Kepala sekolah memberi kepercayaan dan kesempatan kepada guru dan
murid untuk mengembangkan kecakapan hidup dengan memanfaatkan lahan di sekitar
sekolah
B.
PEMBELAJARAN
Pembelajaran berharga yang
didapatkan dari pelaksanaan Program Budi daya Jahe Merah ini adalah: 1) bekerja
secara bersama dan saling mendukung akan mengantarkan menuju keberhasilan, 2)
kegiatan yang dilakukan berdasar pada motivasi internal akan memupuk semangat
melaksanakan kegiatan sampai tujuan tercapai, 3) pembelajaran kecakapan hidup
bisa diajarkan di lingkungan sekolah dengan memberi bekal pada murid untuk siap
memasuki dan berbaur dengan masyarakat, 4) perlu penambahan jumlah pembimbing
yang mendampingi murid selama berkegiatan, dan 5) perlu menjalin kemitraan
dengan kelompok tani untuk memenuhi bahan/perlengkapan yang dibutuhkan
Faktor pendukung keberhasilan
program adalah: 1) adanya narasumber yag kompeten, 2) pembentukan kelompok
kerja yang sesuai minat murid, 3) Pemilihan waktu tanam yang sesuai, 4) Kesesuaian
media tanam, 5) Kedisiplinan kelompok kerja dalam melaksanakan kegiatan.
Selain faktor pendukung diatas, ada
pula faktor penghambat keberhasilan program: 1) Keterbatasan jumlah tenaga guru
pembimbing, 2) Belum tersedianya alat pengukur kualitas jahe milik sendiri, dan
3) Cuaca yang berubah-rubah.
C.
PENERAPAN KEDEPAN
Merujuk pada faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan program Budidaya Jahe Merah ini, maka kedepannya, saya
akan merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid yang merupakan
program lanjutan dari program ini. Pengelolaan kegiatan tentu saja akan
dilaksanakan melalui 9 langkah pengambilan keputusan dengan menggunakan alat
bantu berupa 5 tahapan BAGJA, berdasarkan 7 aset/modal utama, 12 prinsip MELR,
dan 5 tipe risiko.
D.
HARAPAN
Dari faktor penghambat dalam
pencapaian tujuan program, ada beberapa hal yang masih dibutuhkan untuk
dipenuhi yakni 1) perlu adanya penambahan jumlah pembimbing yang mendampingi
murid selama berkegiatan dan 2) perlu menjalin kemitraan dengan kelompok tani
atau pihak untuk memenuhi bahan/perlengkapan yang dibutuhkan.
Jalinan kemitraan yang dibutuhkan
adalah untuk melengkapi kurang tersedianya atap pelindung bibit jahe merah yang belum bertunas dari hujan dan pasokan
jumlah chocopeat untuk menutup rimpang jahe merah agar muncul tunas baru lain.