MEMIMPIN BERDOA SEBAGAI UPAYA PENUMBUHAN PERCAYA DIRI
AKSI NYATA MODUL 3.1
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh:
Wiji Indayati – SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan
CGP
Angkatan 2 Kab. Malang
Peristiwa (Fact)
Latar
Belakang
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 42 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan
Bali, Kabupaten Malang masih menempati Level 2. Sesuai kondisi tersebut, maka
kegiatan pembelajaran sudah bisa dilakukan secara tatap muka terbatas.
Pembelajaran jarak jauh yang telah dilaksanakan
dalam jangka waktu yang lumayan lama, rupanya telah berhasil mengikis
keberanian murid untuk mengemukakan pendapat secara percaya diri. Banyak sekali
murid yang pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Dari kondisi tersebut,
diperlukan perlakuan yang membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak
agar rasa percaya diri murid bisa terbentuk kembali.
Alasan
Kegiatan berdo’a merupakan salah satu kegiatan
rutin yang dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan
untuk melatih sikap religious murid. Kegiatan bedo’a ini dilakukan secara
bersama dan serentak oleh seluruh anggota kelas. Untuk mencapai kebersamaan,
dibutuhkan seseorang yang memimpin berdo’a agarberjalan tertib dan lancar. Dalam
proses memimpin berdo’a, seorang murid membutuhkan rasa percaya diri untuk mengeluarkan
suara didepan teman-temannya. Bagi murid yang telah terbiasa memimpin berdo’a, tergambar
kepercayaan diri ketika memimpin berdo’a dari kelancaran kalimat yang
dikeluarkan ketika memimpin berdo’a.
Dari kondisi diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa kegiatan memimpin berdo’a adalah salah satu cara untuk menumbuhkan
kembali rasa percaya diri murid untuk berbicara dan mengemukakan pendapat
didepan orang banyak. Oleh Karen itu, maka pada aksi nyata Modul 3.1 ini,
penulis akan menerapkan kegiatan memimpin berdoa sebagai sarana untuk
menumbuhkan rasa percaya diri murid.
Hasil Aksi Nyata
Setelah melakukan kesepakatan kelas, kegiatan
memimpin berdo’a di awal/akhir pembelajaran dilakukan secara bergiliran sesuai
nomor urut absen. Tiap murid mendapatkan giliran minimal 2 kali kesempatan
memimpin berdoa hingga lancar. Setelah 1 murid lancar memimpin berdoa dengan
percaya diri maka pemimpin berdoa beralih ke murid nomor urut berikutnya. Indikasi
bahwa seorang murid telah memiliki rasa percaya diri dalam memimpin berdoa
adalah: 1) memimpin berdoa dengan lancar, 2) hilangnya rasa cemas dan berdebar ketika
akan memimpin berdoa, 3) memimpin berdoa dengan kesadaran diri tanpa dipaksa.
Pada pembelajaran hari pertama, murid AI masih
mengalami kesulitan dalam memberdoakan. Dari hasil wawancara dengan AI, didapatkan
informasi bahwa dia mengalami kesulitan dalam memimpin berdoa karena: 1) belum
pernah memimpin berdoa sebelumnya, 2) tidak tahu cara memimpin berdoa, 3) muncul
rasa berdebar-debar dan gugup ketika akan memimpin berdoa, dan 4) malu kepada
teman-teman semua.
Setelah mendapatkan pengetahuan tentang cara
memimpin berdoa yang benar dan pengolahan keterampilan sosial emosional untuk
mengolah emosi, maka AI mendapatkan kesempatan kedua dalam memimpin berdo’a di
akhir pelajaran. Pada kesempatan kedua ini AI juga belum lancar. Masih ada rasa
berdebar dan sedikit gugup ketika memimpin berdoa. Hal tersebut membuat proses
berdoa menjadi kurang lancar. Maka AI masih diberi kesempatan lagi untuk
memimpin berdoa pada pertemuan berikutnya.
Di awal pembelajaran pertemuan hari kedua, AI telah
lancar memimpin berdoa. Rasa berdebar dan gugup telah sirna sehingga
kalimat-kalimat yang diucapkan ketika memimpin berdoa menjadi lancar.
Pada akhir pembelajaran hari kedua, kegiatan
memimpin berdoa dilakukan oleh murid nomor urut berikutnya berinisial BD. Murid
ini telah berhasil memimpin berdoa dengan lancar. Dari hasil wawancara dengan
BD, didapatkan informasi bahwa BD: 1) telah mengetahui cara memimpin berdoa, 2)
sering memimpin berdoa sebelumnya, 3) tidak memiliki rasa cemas, berdebar dan gugup
ketika memimpin bedoa, dan 4) percaya diri karena telah bisa memimpin berdoa
sebelumnya.
Dari pengalaman memimpin berdoa diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa rasa percaya diri dalam mengemukakan bisa dipupuk
dengan memberi kesempatan dan lebih sering mempraktikkan untuk mengemukakan pendapat
didepan umum. Modal pengetahuan tentang topik yang akan diungkapkan juga
mempengaruhi dalam kelancaran mengemukakan pendapat. Demikian pula pengelolaan
keterampilan sosial emosional ketika berbicara didepan umum memegang peranan
dalam membentuk kesiapan mental yang bersangkutan.
Perasaan
(Feelings)
Pada awal pembelajaran, sempat terbersit
keraguan apakah tujuan program akan tercapai. Mengingat latar belakang
kemampuan memimpin berdoa dan karakter percaya diri murid yang sangat kurang
membuat guru harus bekerja keras dalam memberi bekal pengetahuan pentingnya
berdoa dan cara memimpin berdoa yang benar. Demikian pula pengendalian sosial
emosional ketika berbicara didepan orang banyak juga menjadi hal yang perlu
dikenalkan dan dibiasakan pada murid.
Tetapi, setelah murid mengetahui dan menyadari
tentang pentingnya dan cara memimpin berdoayang benar, juga pengendalian sosial
emosional maka kegiatan berjalan lebih lancar dan ringan.
Murid merasa bangga telah mampu memimpin berdoa
dengan lancar dan percaya diri. Guru pun merasa puas karena telah berhasil
menumbuhkan kembali rasa percaya diri murid ketika berbicara didepan orang
banyak.
Pembelajaran
(Findings)
Pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan
aksi nyata tersebut adalah: 1) percaya diri bisadiperoleh dari proses
pembiasaan diri, 2) modal pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan
berpengaruh terhadap kesiapan dan percaya diri, 3) penguasaan keterampilan
sosial emosional ketika berbicara juga mempengaruhi kepercayaan diri dan
kelancaran untuk berbicara di depan umum.
Penerapan
ke Depan (Future)
Setelah mengetahui dampak positif dari program
aksi nyata tersebut, maka selanjutnya penulis akan meneruskan kegiatan memimpin
berdoa secara bergiliran untuk menumbuhkan rasa percaya diri murid yang lain. Disamping
itu, penulis jugaakan berbagi aksi nyata kepada rekan sejawat di sekolah.
Dokumentasi
Kegiatan
Murid yang gelisah ketika akan memimpin berdoa
Guru dan murid melakukan diskusi untuk mencari permasalahan dan jalan keluar dari kurang lancarnya memimpin berdoa
Praktik memimpin berdoa kesempatan kedua
Proses memimpin berdoa berjalan dengan lancar
No comments:
Post a Comment