Friday, November 5, 2021

MEMIMPIN BERDOA SEBAGAI UPAYA PENUMBUHAN PERCAYA DIRI

 

MEMIMPIN BERDOA SEBAGAI UPAYA PENUMBUHAN PERCAYA DIRI

AKSI NYATA MODUL 3.1

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh:

Wiji Indayati – SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan

CGP Angkatan 2 Kab. Malang

Peristiwa (Fact)

Latar Belakang

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, Kabupaten Malang masih menempati Level 2. Sesuai kondisi tersebut, maka kegiatan pembelajaran sudah bisa dilakukan secara tatap muka terbatas.

Pembelajaran jarak jauh yang telah dilaksanakan dalam jangka waktu yang lumayan lama, rupanya telah berhasil mengikis keberanian murid untuk mengemukakan pendapat secara percaya diri. Banyak sekali murid yang pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Dari kondisi tersebut, diperlukan perlakuan yang membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak agar rasa percaya diri murid bisa terbentuk kembali.

Alasan

Kegiatan berdo’a merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih sikap religious murid. Kegiatan bedo’a ini dilakukan secara bersama dan serentak oleh seluruh anggota kelas. Untuk mencapai kebersamaan, dibutuhkan seseorang yang memimpin berdo’a agarberjalan tertib dan lancar. Dalam proses memimpin berdo’a, seorang murid membutuhkan rasa percaya diri untuk mengeluarkan suara didepan teman-temannya. Bagi murid yang telah terbiasa memimpin berdo’a, tergambar kepercayaan diri ketika memimpin berdo’a dari kelancaran kalimat yang dikeluarkan ketika memimpin berdo’a.

Dari kondisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa kegiatan memimpin berdo’a adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri murid untuk berbicara dan mengemukakan pendapat didepan orang banyak. Oleh Karen itu, maka pada aksi nyata Modul 3.1 ini, penulis akan menerapkan kegiatan memimpin berdoa sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa percaya diri murid.

Hasil Aksi Nyata

Setelah melakukan kesepakatan kelas, kegiatan memimpin berdo’a di awal/akhir pembelajaran dilakukan secara bergiliran sesuai nomor urut absen. Tiap murid mendapatkan giliran minimal 2 kali kesempatan memimpin berdoa hingga lancar. Setelah 1 murid lancar memimpin berdoa dengan percaya diri maka pemimpin berdoa beralih ke murid nomor urut berikutnya. Indikasi bahwa seorang murid telah memiliki rasa percaya diri dalam memimpin berdoa adalah: 1) memimpin berdoa dengan lancar, 2) hilangnya rasa cemas dan berdebar ketika akan memimpin berdoa, 3) memimpin berdoa dengan kesadaran diri tanpa dipaksa.

Pada pembelajaran hari pertama, murid AI masih mengalami kesulitan dalam memberdoakan. Dari hasil wawancara dengan AI, didapatkan informasi bahwa dia mengalami kesulitan dalam memimpin berdoa karena: 1) belum pernah memimpin berdoa sebelumnya, 2) tidak tahu cara memimpin berdoa, 3) muncul rasa berdebar-debar dan gugup ketika akan memimpin berdoa, dan 4) malu kepada teman-teman semua.

Setelah mendapatkan pengetahuan tentang cara memimpin berdoa yang benar dan pengolahan keterampilan sosial emosional untuk mengolah emosi, maka AI mendapatkan kesempatan kedua dalam memimpin berdo’a di akhir pelajaran. Pada kesempatan kedua ini AI juga belum lancar. Masih ada rasa berdebar dan sedikit gugup ketika memimpin berdoa. Hal tersebut membuat proses berdoa menjadi kurang lancar. Maka AI masih diberi kesempatan lagi untuk memimpin berdoa pada pertemuan berikutnya.

Di awal pembelajaran pertemuan hari kedua, AI telah lancar memimpin berdoa. Rasa berdebar dan gugup telah sirna sehingga kalimat-kalimat yang diucapkan ketika memimpin berdoa menjadi lancar.

Pada akhir pembelajaran hari kedua, kegiatan memimpin berdoa dilakukan oleh murid nomor urut berikutnya berinisial BD. Murid ini telah berhasil memimpin berdoa dengan lancar. Dari hasil wawancara dengan BD, didapatkan informasi bahwa BD: 1) telah mengetahui cara memimpin berdoa, 2) sering memimpin berdoa sebelumnya, 3) tidak memiliki rasa cemas, berdebar dan gugup ketika memimpin bedoa, dan 4) percaya diri karena telah bisa memimpin berdoa sebelumnya.

Dari pengalaman memimpin berdoa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rasa percaya diri dalam mengemukakan bisa dipupuk dengan memberi kesempatan dan lebih sering mempraktikkan untuk mengemukakan pendapat didepan umum. Modal pengetahuan tentang topik yang akan diungkapkan juga mempengaruhi dalam kelancaran mengemukakan pendapat. Demikian pula pengelolaan keterampilan sosial emosional ketika berbicara didepan umum memegang peranan dalam membentuk kesiapan mental yang bersangkutan.

 

Perasaan (Feelings)

Pada awal pembelajaran, sempat terbersit keraguan apakah tujuan program akan tercapai. Mengingat latar belakang kemampuan memimpin berdoa dan karakter percaya diri murid yang sangat kurang membuat guru harus bekerja keras dalam memberi bekal pengetahuan pentingnya berdoa dan cara memimpin berdoa yang benar. Demikian pula pengendalian sosial emosional ketika berbicara didepan orang banyak juga menjadi hal yang perlu dikenalkan dan dibiasakan pada murid.

Tetapi, setelah murid mengetahui dan menyadari tentang pentingnya dan cara memimpin berdoayang benar, juga pengendalian sosial emosional maka kegiatan berjalan lebih lancar dan ringan.

Murid merasa bangga telah mampu memimpin berdoa dengan lancar dan percaya diri. Guru pun merasa puas karena telah berhasil menumbuhkan kembali rasa percaya diri murid ketika berbicara didepan orang banyak.

Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan aksi nyata tersebut adalah: 1) percaya diri bisadiperoleh dari proses pembiasaan diri, 2) modal pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan berpengaruh terhadap kesiapan dan percaya diri, 3) penguasaan keterampilan sosial emosional ketika berbicara juga mempengaruhi kepercayaan diri dan kelancaran untuk berbicara di depan umum.


Penerapan ke Depan (Future)

Setelah mengetahui dampak positif dari program aksi nyata tersebut, maka selanjutnya penulis akan meneruskan kegiatan memimpin berdoa secara bergiliran untuk menumbuhkan rasa percaya diri murid yang lain. Disamping itu, penulis jugaakan berbagi aksi nyata kepada rekan sejawat di sekolah.

 

Dokumentasi Kegiatan

Murid yang gelisah ketika akan memimpin berdoa


Guru dan murid melakukan diskusi untuk mencari permasalahan dan jalan keluar dari kurang lancarnya memimpin berdoa

 

Praktik memimpin berdoa kesempatan kedua

Proses memimpin berdoa berjalan dengan lancar

No comments:

Post a Comment

PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT

  PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT Oleh: Wiji Indayati –SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang   ...