Friday, April 17, 2020

Mengajar Gaya Motivator bersama Pak Aris Ahmad Jaya


Resume Kelas Menulis Online  Bersama Om Jay
Jum’at, 16 April 2020
19.00 – 21.00

MENGAJAR GAYA MOTIVATOR



Bersama : Aris Ahmad Jaya, DVM, MM
Mr. Sugesti Indonesia


Kuliah malam ini sangat berbeda dengan kuliah-kuliah sebelumnya. Secara teknis, Pak Aris memberikan voicemail pada group, sehingga peserta bisa menikmati suara beliau secara langsung. Suara-suara beliau diberikan untuk menjelaskan gambar-gambar yang juga dishare di group.

Pada sesi pembukaan, Pak aris menyinggung tentang istilah GURU BETULAN dan GURU KEBETULAN. Istilah yang sering didengar, namun kadang lupa untuk dipahami.

Pak Aris menjelaskan bahwa Guru Betulan adalah guru yang memang dari awal ingin mendidik, ingin mengajar, ingin menjadi guru. Guru inilah yang diidamkan oleh peserta didik karena memiliki energi untuk mengajar, bertemu dg siswa, dan menularkan ilmunya.
Guru Kekebetulan ada karena ada lowongan , atau ketika lulus sambil menunggu pekerjaan maka mengisi peluang menjadi guru. Atau juga karena kebetulan ada yayasan orang tua yang butuh guru sehingga harus melanjutkan impian ortu menjadi guru disana. Atau juga kebetulan ada teman yang mengajak daripada menganggur. Salah jika kebetulannya terus menerus.
Tapi ditengah perjalanan, guru kebetulan bisa menjadi betulan jika menyadari akan tanggung jawab menjadi guru.

Selanjutnya Pak Aris memotivasi semua peserta untuk selalu Menjadi guru yang dirindukan, guru yang mnginspirasi, guru yang menyenangkan apapun yang disampaikan.

Pada gambar selanjutnya, Pak Aris membedakan jenis guru dari KINERJAnya. Ada 3 jenis guru: guru nyasar, guru bayar, dan guru sadar.


  1. Nyasar: guru yang tidak punya tujuan dan arah. Guru seperti ini akan dibenci peserta didik karena tdk bertarget dan berenergi sehingga peserta didik menjadi jenuh dan menjadi korban
  2. Bayar: guru ini memiliki energy jika terkait dengan finansial. Semangat dan tidaknya muncul karena finansial yang akan didapatkan. Dari guru ini, peserta didik tidak mendapat figure inspiratif.
  3. Sadar: guru ini mampu menjadikan peserta didik sadar dan mencintai pelajaran juga keilmuan. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenanngkan, mempelajari keilmuan menjadi mengasyikkan. Kehadiran guru ini diharapkan kepergian dirindukan. Guru ini menyadari bahwa profesi guru adalah mulia. Guru ini menjadi konektor kebaikan dan  keilmuan yg layak dicintai. Suatu hari ketika meninggal menyadari bahwa ilmu adalah ladang jariyah


Dalam materi Mengajar Gaya Motivator guru belajar  bagaimana menjadi guru sadar bahwa kedatangannya menyenangkan kepergian dirindukan.

Peran guru:
  1.  Mengajar
  2. Mendidik
  3. Menginspirasi
  4. Menggerakkan

Namun kebanyakan guru masih berfokus pada peran mengajar, memindahkan kurikulum kepada siswa. Hati-hati ketika peran guru digeser oleh IT. Ketika memsuki level mendidik, maka guru menjadi teladan idola dan contoh. Guru memasukkan nilai norma baik yg bisa dijalankan peserta didik dalam keseharian. Dalam peran menginspirasi, guru adalah inspirator dan motivator, bagian dari sejarah peserta didik dalam hidupnya. Guru menjadi sumber inspirasi dan penggerak peserta didik untuk menuju kebaikan hidupnya.


5 langkah yang bisa dipraktekkan utk gaya motivator:
  1. Jadilah guru yang menarik dan menyenangkan.

Bagaimana menarik, dimulai dari apa yg terlihat. Bagaimana menyenangkan, dimulai dari rasa.
3 langkah menjadi guru menarik:
  • persiapkan dengan latihan bagaimana menjadi peribadi yang menarik dari sisi penampilan dan perilaku.
  • Mampu menunjukkan bahwa  layak untuk dijinkan untuk diperhatikan dan didengarkan. 
  • Pribadi yang layak diperhatikan dan didengarkan.

Untuk menjadi menarik dan menyenangkan, guru perlu menngetahui tentang:
-          Pintu 1 pintu mengijinkan, siswa senang nyaman.
-          Pintu 2 pintu tidak diijinkan (tertutup) siswa menolak.
Cara membuka pintu-pintu tersebut adalah
1)      sebelum peserta didik menerima pelajaran maka harus menerima guru terlebih dahulu. Agar diijinkan maka guru harus menjadi menyenangkan, guru memahami bahwa peserta didik adalah orang yangg berbeda dengan guru. Guru harus mampu mengerti peserta didik, menghargai, dan melayani mereka. Sesuatu yang menarik lebih bisa diterima oleh peserta didik.
2)      pastikan suasana hati senang, Senyum 225. Salam yang berbeda, semoga anak yang menjawab salam saya cerdas otaknya. Semoga yang menjawab salam saya menjadi peringkat satu, dll.
3)      berikan simulasi2 sederhana sebelum pelajaran dimulai. Tepuk2 tebak2an game menyanyi  sehingga hormone kebahagiaan (endrogen) meningkat dan peserta didik  memberi perhatian pada guru. https://instagram.com/arisahmadjaya?igshid=1650ec282tqqb
4)      tempa besi ketika panas. Apresiasi prosesnya tidak menunggu kenaikan kelas. Apresiasi secara personal atau klasikan. Mudah mengapresiasi maka akan mudah diterima. Untuk ketua panitia, “Kamu calon leader masa depan. Suatu saat nanti kamu akan menjadi pemimpin yang sukses”. Dikelas, “Saya suka dengan kelas yg kompak ini, saya bangga menjadi guru kalian”.

2. Temukan titik lebihnya peserta didik, dan  motivasi mereka melalui titik lebih itu. 

Temukan nilai unggul dan masuklah melalui nilai unggul tersebut.
Guru memberi kesempatan peserta didik untuk unggul pada keunggulan mereka sendiri-sendiri. Peserta didik akan minder ketika diberikan momentum pada nilai kurangnya.
3 langkah menemukan nilai lebih:
1)      Mampu memberikan kesempatan/momentum hebat kepada siswa sesuai keunggulanya. Tujuannya memberikan kepercayaan, rasa bermakna dan bernilai
2)      Libatkan siswa menjadi pemain bukan penonton, menjadi bagian sejarah.
3)      Berikan label positif pada siswa, secara umum atau individu.

 
Add caption


Di akhir sesi, Pak Aris memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Berikut ringkasan pertanyaan dan jawaban yang diberikan.
  1. Semua guru berpotensi untuk menjadi guru sadar namun terkait pada yang bersangkutan  meluruskan niat yang kuat. Guru sadar terkait latar depan bukan latar belakang. Bisa jadi keilmuan tidak sesuai tapi karena kesadarannya kemudian yang bersangkutan  terus  dan menjadi lebih baik.
  2. Pengetahuan adalah kekuatan, namun yg benar pengetahuan adalah kekuatan saat diterapkan. Semua ilmu akan menjadi nyata saat diaplikasikan bukan di rak buku. Ilmu pengetahuan 10% ide 90% aksi. Aksi inilah yang membuat ilmu menjadi bermanfaat.
  3. Peraturan yang jelas hendaknya dilaksanakan disekolah. Disekolah peraturan jika dilanggar maka harus ada tindakan tegas dari sekolah. Ketika anak tetap melanggar peraturan, maka Nampak bahwa anak tersebut bermasalah. Perlu dijelaskan lagi peraturan oleh pihak sekolah. Guru lebih tegas lagi agar pembelajaran tetap bisa berjalan sesuai relnya.
  4. Kelas yang cenderung melawan guru biasanya pola pembelajaran yang diterima menjenuhkan, guru lebih banyak pada titik mengajar, suasana kelas adalah suasana menyelesaikan kurikulum. Umumnya anak akan menerima sesuatu yang diberikan sesuai dengan keinginan. Guru dikelas seperti ini, hendaknya memperbaiki hubungan interpersonal.
  5. Label adalah bagian dari apresiasi. Salah satu cara mengapresiasi adalah memberi label.
  6. Tanggapan umum yang diberikan oleh peserta didik terhadap guru yang kemudian menjadi titik tular bagaimana guru itu dibangun disebut persepsi. Jika persepsi buruk dan terbukti maka akan membenarkan dan memperkuat persepsi tersebut. Namun jika persepsi tersebut dilemahkan dengan hal baik yang menjadi lawan dari persepsi tersebut dan membangun persepsi baru tentang siapa sosok itu yang sebenarnya. maka dukungan akan muncul.
  7. Menguasai emosi mendidik. Apa yang kita yakini itu yang akan terjadi. Kita adalah sebagaimana apa yang ada dipikiran kita. Mulailah menjadi guru sadar. Mengertilah bahwa generasi sekarang berbeda dg generasi kita. Guru hendaknya merubah diri menjadi melayani, menghargai. Tidak ada anak nakal bandel yang ada adalah anak yang kurang mampu menemukan tanda cinta dari orang disekitarnya mencari perhatian.
  8. Menanggapi anggapan bahwa memperlakukan dan membuat anak terkadang mencintai dan merindukan kita dikira kita tebar pesona, kita harus menyadari bahwa Goal yang kita lakukan tidak bisa membahagiakan semua pihak. Tetaplah menjadi guru yang baik dan hebat.
  9. Menjadikan pembelajaran tetap menarik dan menyenagkan dari awal sampai  akhir diperlukan selingan-selingan seperti game-game atau hal-hal lain.
  10. Adanya Guru berprestasi tapi peserta didik tidak, atu peserta didik berprestasi guru tidak. Kondisi tersebut tergantung pada menajemen waktu.
  11. Satu atau dua anak dengan tipe mengganggu biasanya memiliki masalah. Anak yang masa bodoh biasanya memiliki dendam masa lalu. Jika diberi nasihat akan menolak. Dekati dengan bakat yg dimiliki.


BAHAN BACAAN:

Salam blogger!
Wiji Indayati (G8-135)


1 comment:

PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT

  PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT Oleh: Wiji Indayati –SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang   ...