RESUME KELAS MENULIS BERSAMA OM JAY
Rabu, 6 Mei 2020
13.00 – 15.00
TERBITKAN BUKU, CATATKAN SEJARAH
FARRAH DINA, M.Sc
Founder Tangga Edu
Blog http://tanggaedu
Farrah Dina adalah pendiri Tangga
Edu. Beliau telah menudlis 20 judul buku, berkaitan dgn pendidikan utk guru
& orang tua serta buku-buku bergambar untuk anak. Di awal materi, Bu
Farrah membagikan materi yang telah beliau kemas khusus melalui tautan youtube https://www.youtube.com/watch?v=_7_bUDRAnhY&feature=youtu.be
. materi beliau sangat menarik yakni MENULIS BUKU CATATKAN SEJARAH MENULIS
DENGAN 4R
Membaca buku sama dengan
berbicara dengan berbicara dengan orang bijak dimasa lalu. Setiap orang ingin
dikenang atau dicatat dalam sejarah. Salah satu cara adalah dengan meninggalkan
tulisan atau bahkan membuat buku.
Membuat buku tidak sama dengan
menerbitkan buku. Keduanya sama-sama bisa dilakukan oleh siap saja. Akan tetapi,
menerbitkan buku adalah akibat dari karya tulisan yang baik. Yang paling
penting adalah bagaimana seorang penulis bisa menulis dengan baik agar bisa
dinikmati oleh pembaca. Karena hadirnya pembaca sangat penting bagi seorang penulis.
Tips agar tulisan menjadi banyak pembacanya adalah tulisan itu baik, mudah
diingat, dan menjawab permasalahan saat ini.
Bu Farah memiliki tips bagaimana
membuat karya tulis bisa bermanfaat bagi pembaca dengan 4R: Renjana, Rutin,
Review, Ruang.
Renjana (passion) adalah sesuatu yang menarik bagi kita. Jika kita
melakukan hal tersebut akan terasa mudah, nyaman dan menyenangkan. Untuk membuat
renjana, penulis bisa memulai dengan sesuatu yang telah dipahami dan mudah bagi
penulis. Penulis pemula bisa memiliki motivasi dengan memiliki bagaimana merasa
sukses.
Rutin menulis. Seorang penulis mengawali kegiatan menulisnya dengan
rutin membaca sehingga memunculkan ide-ide inspirasi untuk dituangkan dalam
tulisan yang lain. Untuk membentuk rutinitas menulis, seorang penulis bisa
menulis dimana saja, kapan saja dan apa saja. Ketika diperjalanan hal-hal yang
akan ditulis bisa direkam atau dicatat dahulu menjadi bank-bank cerita yang
memuat perasaan, peristiwa seperti apa dengan menggunakan panca indera secara detil
agar mudah untuk di re-call tanpa diedit tentang scene, logika, dan tokoh.
Review tulisan. Dari detil tulisan pertama kemudian dilihat kembali
tokoh, detil, quotes, dan alur berpikir. Review penting untuk membidik market
pasar. Ambil salah satu angle dirubah menjadi sesuatu yang popular dan
applicable.
Ruang bagi pembaca. Review penulis belum cukup bagi sebuah karya
tulis. Yang paling penting lagi adalah review dari pembaca. Yang diharapkan
adalah feedback negative tentang apa yang diperbaiki, apa yang tidak disukai,
kesulitan, and hal yang tidak menarik bagi pembaca. Hal-hal tersebut untuk
dijadikan perbaikan. Akan muncul hal-hal baru diluar dugaan penulis dari review
pembaca. Tapi jangan sampai menghilangkan jatidiri penulis itu sendiri.
Menghadirkan pembaca sangat
penting. Salah satu trik yang bisa digunakan adalah membagikan tulisan kita
pada medsos agar bisa dibaca oleh anak, saudara, atau kolega.
SESI TANYA JAWAB
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
Apakah
kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?
Nani
Bogor
Jawa Barat
|
Bu
Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2
penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan
menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada
awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg
nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru
dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah
final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk
ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan
dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk
memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus
menulis...
|
Ini
Bu Beni Bojonegoro, tanya bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan dr best
practice menjadi tulisan populer?
terima kasih
|
Ibu
Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik.
Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi
disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang
memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan
pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan
membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2
memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur
emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa
contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2
terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses
dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode
pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7
Habit).
Bagaimana
menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi,
misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih
hidup.
|
Assalamualaikum.
Saya Siti Fatimah dari Mojokerto.
Sebagai
pemula saya masih bingung menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita
mengetahui passion kita dengan mudah.
|
Wa
alaikum slm wr wb..
Ibu
Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang
ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan
digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan
terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan
mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan
pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari
bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong
kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah
mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya
selesaikan dan kita merasa mudah
|
Assalamualaikum,
saya Warsih dari Kota Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku
anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian
kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi kita boleh tidak. Jadi tidak
pyur fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku apa Bu. Trimakasih
|
Wa
alaikum slm wr wb....
Ibu
Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak.
Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara,
anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.
Yang
tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya
pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa
seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada
akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan
dengan perbuatannya & tidak berlebihan.
|
Assalamualaikum...
Saya ika siswati dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu lakukan
sehingga dapat menemukan passion ibu
yaitu menulis buku anak?
|
Wa
alaikum slm wr wb... Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan sy
di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku
anak. TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan,
saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD.
Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia
tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu
menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan
yang ada.
Selanjutnya
saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal
yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas
itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan
buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi
terbesar dan itulah passion saya... Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk
terus menulis genre lain.
Karena
rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk
tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri
saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn
tenggat yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan.
Alhamdulillah dengan research plan yg sy buat, sy bs diterima di univ di
jepang.
|
Pertanyaan
buat Bu Farrah
Ibu
masih muda sekali...dan tentunya bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu
mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis
Terima
kasih
Rachmi
Banyuwangi
|
Ibu
RAchmi yang juga pastinya bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan
kelima ya bu.... Yang menjadi motivasi sy adalah bagaimana memberi manfaat
sebesar mungkin untuk negri Indonesia tercinta ini... Sama dengan BApak &
Ibu semua...
|
Slmt
siang ibu Farrah, Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan
utuh untuk saling melengkapi dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Tks
|
Pak
Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu kunci utamanya pak... Dengan melakukan
maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat
adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan
juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat
ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang.
Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi
karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis
|
Assalamualaikum
Bu Dina,,, saya Candra dr Langkat Sumatera Utara...trmksh formula 4R..sngat
mmbntu untuk sy sbgai yg br bljr untuk mnulis...prtnyaan saya Bu...mnrut ibu
apakah seorang penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar
tulisannya btul2 baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang
yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan? Trmksh bu
|
Wa
alaikum slm wr wb...
Pak
Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk
didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang
sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya
untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita
sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di
awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu
yang benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya,
kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan
latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan
kebutuhan pembaca... Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai
sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita. Semangat menulis
|
Nama
: Munandar, Kabupaten Sumba Timur
Yth.
Ibu Farrah, bagaimana cara awal untuk mengetahui passion seseorang?
terimakasih
|
Pak
Munandar dari Sumba, jawabannya sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak....
(silahkan dilihat). Kalaupun belum mengetahui pasiion nya saat ini, yang
penting adalah menuliskan sesuatu yang betul2 kita merasa menikmati dalam
menuliskannya...
|
Syukri
dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang,
Perkenankan
saya bertanya ttg pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan
ada 4 R, salah satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu
Renjana dan mengapa ibuk letakkan di poin paling atas, Sekian wasalam
|
Pak
Syukri, renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita
akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu
yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia
memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan
minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi.
Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita
akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan
berbagai genre agar kita menguasai
menulis berbagai hal... Trm ksh
|
Mat
sore Bu Farrah, bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang
negatif pada tahap ruang bagi pembaca?
Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah menjadi penulisan populer?
Benny Belang. Kupang-NTT.
|
PAk
Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai
juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita
mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah
penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang
ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang
imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian
"keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau
tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn
persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.
Jika
tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang
berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada
penulisan yang perlu diperbaik.
Untuk
buku ilmiah ke populer, ada pada jawaban no. 2
|
Assalaamu'alaikum
bu farah...td ibu menjelaskan tahapan menulis 4R. Yg pertama renjana
(passion). Pertanyaan saya kalau saya merasa renjana (passion) sy membuat buku pelajan fisika. Apakah
berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sj? Krn sy kalau mencoba
menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba menulis artikel dll. Sri indayani sman 1 paciran
|
Bu
Sri sang fisikawan, untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika.
Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus
termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba buat
artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan
berkreasilah dengan genre2 lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada
jawaban pertanyaan kedelapan.
|
Assalamualaikum
bu fara..saya belum pernah menulis buku namun saya sering melakukan
penelitian dan ada beberapa yang saya publikasikan. pertanyaan bagaimana cara mudah menulis buku sebagai
pemula seperti saya karena bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima tas
pencerahanx.
fitran _mataram
|
Wa
alaikum slaam wr wb... Pak Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti
iklan di tv yaa...). Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan
penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan
artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun
konektivitasnya pada pembaca secara umum
|
Sebelum
menentukan R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon
pembaca buku kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya
tidak terlalu spesifik?
|
Pak
Rasyid, pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan
diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil
kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru
kemudian kita berkembang, mulai
menulis
berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya.
Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa2 yang perlu disesuaikan, maka
kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita
minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.
|
Salam
sejahtera ibu Farah
Menulis
buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu
menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan
gambar.
Buku
Anak bagi saya itu suatu kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada
gambar, termasuk bila harus meminta izin.
Terima
kasih bila ada tips yang berbeda.
Salam
Literasi dari Timor (Roni Bani)
|
Salam
Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr
pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja
sama dengan ilustrator. Byk komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di
medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit
gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). NAnti bapak tentukan saja di
jenjang mana BApak ingin menuliskannya. JIka tertarik lebih lanjut, akan ada
workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu
& FB Tangga Edu untuk info terkini.
|
Salam
Sehat Ibu Farrah
Ini
adalah hari ke-8 saya mengikuti pelatihan menulis. Kiat2 untuk menulis
diantaranya menulis setiap hari, apa saja yg terlintas akan saya tulis. Jenis
tulisan sya masih bersift bebas dg kata2 yg mengalir begitu saja di dlm otak
saya tulis. Yg ingin sy tanyakn bgmn cara menulis secara ilmiah seperti PTK, Best Practice dengan baik
Elly
Mahayani - Jembrana Bali
|
Salam
Ibu Elly, selamat... dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI...
Nanti dari kumpulan tulis itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan
serius hingga menjadi tulisan yang siap p ublikasi... Untuk tulisan ilmiah ke
populer, ada ji jawaban no. 2
[15:09,
5/6/2020] Om Jay: Pertanyaan kedelapanbelas
|
Assalamualaikum
Ibu Farah ,
Sesuai
materi tadi bahwa Pembaca itu sangat
dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk
tidak malu tulisannya dibaca orang lain
Saya
sering menulis, tapi selesai menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog
dulu uuu sekali ( baru ttg RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi kok temen aku langsung copas semuanya dan
dijadikan administrasi nya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan ttd
pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati.
Dari
situ saya jadi males share lagi.
Mungkin
pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih
Santi~
Jayapura
|
Wa
alaikum slm wr wb.
Ibu
Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi
terhadap tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak
bisa kita kontrol.... Maka perlu kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang
tidak baik yang kita terima. Nah kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka
pada saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu
menjadi milik publik. Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit
mengkontrolnya.
|
Saya
Sri Budi Handayani dari Gresik
Mau
bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan
contohnya,
Terima
kasih.
|
Bu
Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy
perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan
pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat byk ide,
maka saya byk menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2
anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan
cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak
laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh
robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk
membuat story board.... Dibaca anak2, lalu review & revisi lagi dst... Dr
masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan
|
Assalamualaikum
Ibu Farah ,
Sesuai
materi tadi bahwa Pembaca itu sangat
dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk
tidak malu tulisannya dibaca orang lain
Saya
sering menulis, tapi selesai menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog
dulu uuu sekali ( baru ttg RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi kok temen aku langsung copas semuanya dan
dijadikan administrasi nya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan ttd
pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati.
Dari
situ saya jadi males share lagi.
Mungkin
pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih
|
Wa
alaikum slm wr wb.
Ibu
Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi
terhadap tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak
bisa kita kontrol.... Maka perlu kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang
tidak baik yang kita terima. Nah kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka
pada saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu
menjadi milik publik. Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit
mengkontrolnya.
|
Saya
Sri Budi Handayani dari Gresik
Mau
bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan
contohnya,
Terima
kasih.
|
Bu
Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy
perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan
pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat byk ide,
maka saya byk menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2
anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan
cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak
laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh
robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk
membuat story board.... Dibaca anak2, lalu review & revisi lagi dst... Dr
masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan.
|
Assalamualaikum
wr wb.
Saya
Safitri dari TK N Pembina Bobotsari Purbalingga.
Mohon
izin bertanya :
1.Saya
ingin menulis tentang buku ajar apakah sebelum menulis kita tentukan ide-ide
atau semacam kerangka tulisan barulah kita mencari isinya?
2.Saya
sudah mengumpulkan buku-buku sbg sumber.Tapi rasanya masih buntu untuk
menulis..kadang berpikir mana dulu yang mau ditulis?
Pikiran2
seperti itu yg akhirnya menghambat untuk mulai menulis..Bagaimana mengatasi
seperti ini supaya menjadi sebuah tulisan?
|
Bu
Safitri,
Betul
sekali untuk buku non fiksi qta perlu kerangka, paling tidak poin2 penting
yang ingin kita sampaikan. Tidak bisa memulai karena kita berpikir
"keseluruhan" dulu maka ini akan menghambat di awal. Dari poin2
yang sudah dikumpulkan, pilih satu dulu yang akan difokuskan dan tuliskan,
selesaikan. Ini akan menjadi reward bagi ibu untuk menulis selanjutnya.
|
Sri
Sulastri dr Bojonegoro, pertnyaan sy cara apa agar bisa menghasilkan buku
dengan cepat bagi penulis pemula
|
Bu
Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi
tidak ada yang instan, semua harus ,elalui proses. Proses itu akan semakin
cepat jika segera dimulai
|
Slmat
Sore Ibu. Terkait R ke-4. Mnurut pnglman Ibu, brapa persen dari ruang pmbaca
dapat ditmpung masukannya dan bgaiman sikap kita dlm mnerima smua kritikan
itu agar tdak trbwa amarah. Trima Ksih- Bernad.Toraja
|
Pak
Bernard,
Tidak
ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai
masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera
yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga
bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau
pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka
mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik...
|
Selamat
siang Ibu Farrah, saya grefer dari kupang, NTT. Apakah review buku yang
dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan
kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau
negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah
itu baru diterbitkan? Terima kasih.
|
Betul
pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca &
melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu
penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada
mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa,
tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit
|
Salam blogger!
Penulis : Wiji Indayati
No comments:
Post a Comment