Thursday, July 22, 2021

 

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

http://repository.unp.ac.id/23547/1/2019%20Buku%20Panduan%20Model%20Pembelajaran%20Berdiferensiasi%20di%20sekolah%20inklusif.pdf 

Oleh:
Wiji Indayati (SMPN 3 Sumbermanjing Wetan)
CGP Kabupaten Malang
 

Definisi

Sebuah pembelajaran dimana serangkaian keputusan masuk akal yang diambil oleh guru  berorientasi pada kebutuhan murid.

 

Ciri-Ciri/Karakteristik:

1.      Memiliki lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.      Memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan dengan jelas.

3.      Terdapat penilaian yang berkelanjutan yang diawali dengan penilaian diagnostic.

4.      Guru merespon kebutuhan belajar tiap muridnya.

5.      Memiliki manajemen kelas yang efektif

 

Langkah Melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi:

Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru hendaknya melaksanakan 5 tahapan berikut:

1.      Mengidentifikasi kebutuhan belajar murid.

2.      Menyusun rancangan pembelajaran berdiferensiasi

3.      Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi

4.      Melaksanakan penilaian berkelanjutan

5.      Melaksanakan evaluasi/refleksi

 

Berikut akan dijelaskan kelima tahapan diatas.

 

1.      Mengidentifikasi kebutuhan belajar yang dapat ditinjau dari 3 aspek:

1.1  kesiapan belajar

Kesiapan belajar mengacu pada tingkat kesesuaian pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini (background knowledge) dengan yang akan dipelajari. Sehingga, ketika melakukan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar tujuannya adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

Ketika murid belajar sesuai dengan kesiapnnya, maka mereka akan menunjukkan kinerja yang lebih baik karena tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya.

Contoh hasil penilaian diagnostic yang mengidentifikasi kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar terdapat 3 kelompok belajar murid dalam kelas Seni Budaya materi menari tradisional:

  • kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan teknik dasar menari tradisional.
  • kelompok B adalah murid yang belum memiliki keterampilan teknik dasar menari tradisional namun gerak anggota badannya lincah dan gemulai
  • kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan teknik dasar menari tradisional namu gerak badannya kaku dalam melakukan gerak tari.

1.2    Minat belajar

Minat berhubungan dengan motivasi untuk terlibat aktif dalam mengikuti proses belajar. Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan minatnya adalah untuk membantu mereka menyadari adanya kecocokan antara sekolah dan minat mereka sendiri sehingga motivasi diri murid bisa meningkat. Penilaian diagnostik bisa dilakukan melalui observasi atau wawancara dengan murid dan orang-orang terdekat murid.

Ketika tugas belajar memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid, maka akan timbul minat belajar mereka.

Contoh hasil penilaian diganostik yang mengidentifikasi kebutuhan murid berdasarkan minat:

·         murid suka menari

·         murid suka menyanyi

·         murid suka bercerita, dll

1.3    Profil belajar

Profil belajar mengacu pada bahas, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, gaya belajar, dll. Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.

Ketika tugas belajar itu memberikan kesempatan bagi murid untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai, maka hasil belajar akan maksimal.

Contoh hasil penilaian diganostik yang mengidentifikasi kebutuhan murid berdasarkan profil belajar:

·      murid yang terbiasa belajar dalam suasana tenang

·      murid yang pendiam

·      murid belajar dengan media visual

·      murid belajar dengan media audio

·      murid belajar sambil bergerak tidak bisa diam

 

2.      Menyusun Rancangan Pembelajaran Berdiferensiasi

Setelah melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid, langkah selanjutnya adalah membuat rancangan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu rencana kegiatan belajar yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Ada 3 strategi diferensiasi yang bisa dikembangkan, yaitu:

2.1    Diferensiasi konten

konten merujuk pada apa yang diajarkan kepada murid. Materi ajar yang disiapkan disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid yang beragam. Contohnya, ketika akan merancang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar yang memenuhi kesiapan belajar murid, guru perlu menyiapkan bahan ajar yang bersifat dasar bagi murid yang belum memahami materi dasar dan bahan ajar yang bersifat informational bagi murid yang telah memahamu materi dasar. Ketika akan merancang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar yang memenuhi profil belajar murid, maka guru perlu menyiapkan materi berbentuk gambar bagi visual dan materi berbentuk suara bagi murid auditory.

2.2     Diferensiasi proses

Proses mengacu pada langkah-langkah kegiatan belajar agar murid memahami materi yang akan dipelajari.

Contoh kegiatan belajar yag memenuhi kebutuhan belajar murid dengan kesiapan belajar yang berbeda dengan merancang kegiatan dimana semua murid belajar materi yang sama, tetapi diberikan tingkat dukungan, tantangan, atau kompleksitas  yang berbeda-beda. Pada kegiatan belajar yang memenuhi kebutuhan murid dengan minat yang berbeda, guru menyediakan tantangan berbeda sesuai minat yang perlu diselesaikan disudut-sudut minat.

2.3    Diferensiasi produk

Produk merujuk pada hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang ditunjukkan oleh murid. Sebelum menentukan cara penugasan produk, guru harus mempertimbangkan kebutuhan belajar murid.

Produk yang memenuhi kebutuhan belajar sesuai minat murid akan berbeda bentuknya. Produk yang dihasilkan oleh murid dengan kesiapan belajar pada tingkat dasar akan berbeda dengan murid pada tingkat informational. Demikian pula produk yang akan dihasilkan oleh murid dengan profil keluarga nelayan akan berbeda dengan profil keluarga petani.  

Untuk membuat patokan, guru harus membuat rubrik penilaian yang mengarah pada indikator pembelajaran.

 

3.      Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi

Kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang kondusif, guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi dibangun diatas learning community yang semua anggotanya adalah pemelajar. Guru sebagai pemimpin pembelajaran akan menuntun murid-muridnya mengembangkan budaya positif yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar. Budaya positif tersebut antara lain adalah adanya saling menghargai, rasa aman, harapan, scaffolding, keadilan, dan kolaborasi.

 

4.      Melakukan penilaian yang berkelanjutan

Kegiatan belajar diawali dengan penilaian diagnostik sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan beragam strategi atau pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya, penilaian formatif dilakukan untuk mengukur kesuksesan kegiatan yang telah dirancang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sekiranya ada hal-hal yang menjadi halangan (obstacle) maka akan dicatat untuk dijadikan bahan evaluasi. Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan penilain sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditinjau dari hasil belajar murid.

 

5.      Melakukan refleksi/evaluasi

Hasil-hasil atau catatan yang diperoleh selama kegiatan belajar dilaksanakan ditelaah untuk dijadikan bahan pertimbangan. Hal yang telah menjadi kekuatan pembelajaran bisa terus dipraktikkan. Sedangkan untuk hal yang menjadi kelemahan hendaknya dicari jalan keluar/solusi yang berupa perbaikan.

 

Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Hasil Belajar yang Optimal

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru menyesuaikan konten, proses, maupun hasil produk yang disesuaikan dengan variasi kebutuhan belajar murid. Ketika murid belajar dalam kondisi yang sesuai kebutuhan belajar mereka, maka akan terbentuk motivasi intrinsik untuk belajar dan berusaha keras mencapai tujuan pembelajaran. Pada saat murid belajar dalam proses yang sesuai dengan kebutuhan belajar mereka, maka mereka akan mengalami dan mendapatkan pengalaman belajar secara natural. Demikian pula ketika murid diminta untuk mewujudkan hasil belajar kedalam produk yang sesuai dengan kebutuhan belajar mereka, maka akan terwujud suatu produk belajar yang memiliki kualitas maksimal dalam mencerminkan hasil belajar. Dari produk tersebut tercermin pula pengakuan dan penghargaan terhadap hasil belajar mereka.


Salam Sehat!

Salam Bahagia Selalu !

No comments:

Post a Comment

PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT

  PROGRAM BUDIDAYA JAHE MERAH MEDIA CHOCOPEAT Oleh: Wiji Indayati –SMP Negeri 3 Sumbermanjing Wetan CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang   ...